TKPSDA WS Jambo Aye Gelar Sidang Ke-2 Periode III Tahun 2022 di Aceh Tengah.

TKPSDA WS Jambo Aye Gelar Sidang Ke-2 Periode III Tahun 2022 di Aceh Tengah.

0
Aceh Timur - Tim koordinasi pengelolaan sumber daya air wilayah sungai Jambo Aye (TKPSDA-WS JAMBO AYE) gelar sidang ke-2 periode III Tahun 2022 tentang pembahasan rencana alokasi air tahunan wilayah sungai jambo aye tahun 2023 mulai tanggal 11-13 Agustus yang berlangsung di Hotel Parside Aceh Tengah.

Ketua Harian TKPSDA-WS Jambo Aye yang diwakili Kepala UPTD 2 Mahdisyah, ST,MT. Dalam sambutan singkatnya ke awak media, 12/8/2022, bahwa  keanggotaan TKPSDA sejumlah 34 perwakilan atau juga dari unsur pemerintah maupun non pemerintah, adapun narasumber yang kita hadirkan melalu virtual meeting yaitu dari  Direktorat Bina OP Dirjen SDA, kementrian PUPR Ir. Sudarso,CES, dari tatap muka Tim membicarakan tentang konsep pelaksanaan alokasi air terhadap upaya pengelolaan SDA terpadu pada wilayah sungai. 

Mahdisyah, ST,MT, berharap melalui sidang yang digelar ini menjadi masukan terbaik dari anggota TKPSDA untuk Ws Jambo Aye  yang merupakan kewenangan pusat.

Salah seorang anggota TKPSDA WS Jambo Aye dari unsur non pemerintah,T.M Zulfikar menyampaikan dalam sidang tersebut terkait konsep pelaksanaan alokasi air terhadap pengelolaan sumber daya air terpadu harus dilakukan secara cermat, teliti dan semaksimal mungkin.

Menurutnya hal ini penting mengingat seringkali di tingkat masyarakat justru kendala mendapatkan hak atas air sangat tinggi. Dalam Undang-undang jelas sekali bahwa prioritas utama pemenuhan air diarahkan untuk kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari, baru kemudian untuk kebutuhan Irigasi, dan pendayagunaan air untuk keperluan lainnya, sehingga alokasi air harus dilakukan secara adil, efisien dan berkelanjutan agar dapat bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Dalam setiap penyusunan berbagai konsep pengelolaan  sumber daya air memang perlu mempertimbangkan kembali kondisi riel di lapangan, karena saat ini dari berbagai informasi dan tinjauan lapangan sudah banyak sekali kondisi di hulu bahkan ke hilir sungainya sudah rusak, baik akibat berbagai kegiatan illegal seperti perambahan hutan, tambang illegal, bahkan alih fungsi lahan yang semakin tak terkendali di wilayah hutan yang sebagian besar merupakan hulu sungai dimana kebutuhan akan air sangat bergantung pada kelestarian di wilayah tersebut,pungkasnya.

(Reporter : R4J4)
Tags

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*