Jadi Slogan Dukungan Untuk Palestina, Apa Arti Dari Sungai Hingga Laut?

Jadi Slogan Dukungan Untuk Palestina, Apa Arti Dari Sungai Hingga Laut?

0
Selain ikon semangka, slogan (ikadi.or.id)

Selain ikon semangka, slogan “dari sungai ke laut” juga menghiasi media sosial sebagai dukungan terhadap Palestina. Apa artinya?

Intisari-Online.com - Selain ikon semangka, yang juga marak seiring dengan naiknya serangan Israel ke Palestina adalah slogan "From the River to the Sea".

Apa arti slogan tersebut?

Sloga itu lengkapnya adalah "dari sungai sampai ke laut, Palestina akan merdeka".

Slogan itu banyak digunakan untuk menyampaikan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Secara harafiah, slogan itu berarti “Dari sungai hingga laut, Palestina akan merdeka”.

Tak hanya di media sosial, kalimat tersebut diucapkan dalam pidato-pidato dukungan bahkan poster-poster mengesankan.

Kalimat "from the river to the sea" memiliki sejarah panjang sebelum digunakan untuk mendukung Palestina tahun ini.

Arti slogan "dari sungai ke laut"

Kalimat “dari sungai sampai ke laut, Palestina akan merdeka” merupakan slogan penggalan yang populer di Palestina sejak tahun 1960-an.

MenurutThe Guardian (31/10/2023), slogan ini merujuk kepada wilahyah negara Palestina yang berada di antara Sungai Yordan di sebelah timur Tepi Barat hingga Laut Mediterania di sebelah barat.

Sungai Yordan berbatasan dengan wilayah yang saat ini ditempati Israel.

Seiring waktu, para pendukung Israel seperti Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman menganggap slogan tersebut bermakna sebagai semangat genosida terhadap Israel.

Menurut Yousef Munayyer seorang penulis keturunan Palestina-Amerika, frasa tersebut tidak berhubungan dengan genosida atau upaya menghancurkan Israel.

Sebaliknya, kalimat ini berarti keinginan warga Palestina untuk hidup di tanah mereka sebagai warga negara yang bebas dan setara.

Juga tidak didominasi oleh orang lain atau mendominasi mereka.

Sejarah awal wilayah Palestina komprehensif dua

Memahami slogan "dari sungai ke laut" tidak terlepas dari sejarah wilayah negara Palestina terbagi menjadi dua dan ditempati oleh Israel.

Dikutip dari Dawn (28/10/2023), Kerajaan Inggris yang menjajah Palestina mengakhiri masa penjajahannya pada tahun 1940-an.

Namun setelah itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat perjanjian akan membagi wilayah Palestina menjadi dua, sebagian ditempati warga asli dan sebagian menjadi negara bagi penganut agama Yahudi bernama Israel.

Perjanjian ini ditentang oleh negara-negara Arab.

Hal ini kemudian memicu peristiwa Nakba berupa perang besar pada tahun 1948 yang dilakukan oleh Israel ke Palestina.

Akibat Peristiwa Nakba, lebih dari 700.000 warga Palestina mengungsi secara permanen dari wilayah yang ditempati Israel.

Negara Yahudi itu lalu mendeklarasikan dirinya sebagai negara yang terpisah.

Pada tahun 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk dengan tujuan mewakili rakyat Palestina dan aspirasi nasionalnya terhadap situasi tersebut.

Kemunculan slogan “dari sungai ke laut”

Dikutip dari Voice Wales (26/10/2023), pada akhir tahun 1960-an, PLO memiliki gagasan menciptakan kehidupan yang berdampingan antara Palestina dan Israel dalam satu negara yang sama dan setiap warga berkedudukan setara.

Pada tahun tersebut, muncullah slogan “dari sungai sampai ke laut, Palestina akan merdeka”.

Slogan tersebut terutama banyak digunakan selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Diberitakan Kompas.com (6/6/2022), Perang Enam Hari terjadi pada 5-10 Juni 1967 antara Israel dengan Mesir, Yordania, dan Suriah.

Perang tersebut terjadi karena sejumlah negara tidak menerima pendirian Israel di Palestina.

Namun, peperangan itu berakhir dengan kemenangan Israel berkat ditengahi oleh PBB.

Pada tahun 1974, pemimpin PLO Yasser Arafat menyampaikan pidato di depan Majelis Umum PBB yang berisi ide penggabungan Palestina dan Israel dalam demokrasi "dari sungai ke laut".

Sayangnya, gagasan mengenai Palestina-Israel menjadi satu negara hanya mendapat sedikit tanggapan dari kalangan Yahudi Israel.

Israel dan negara-negara Barat menyebarkan gagasan tersebut sebagai seruan untuk melakukan genosida dan "mendorong orang-orang Yahudi ke laut".

Gagasan penyatuan Israel dan Palestina tidak terlaksana.

PLO pada tahun 1988 terpaksa menerima pembagian dua negara dan menerima terbentuknya Israel.

Dilansir dari The Atlanta Journal Constitution (28/10/2023), pada Desember 2012, slogan “from the river to the sea” kembali muncul.

Pemimpin Hamas Khaled Mashaal menggunakan slogan tersebut dalam pidatonya memperingati hari jadi kelompok tersebut yang ke-25.

“Negara akan bangkit dari perlawanan, bukan negosiasi. Pembebasan dulu, baru kenegaraan. Palestina adalah milik kita mulai dari sungai hingga laut dan dari selatan hingga utara,” ujar dia


Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*