Beras Plastik: Rumor atau Fakta?

Beras Plastik: Rumor atau Fakta?

0


Beras Plastik: Rumor atau Fakta?
Beberapa kali ramai rumor soal adanya beras plastik. Namun, ahli pertanian membantahnya.


DUNIAPOTRET.COM | Seorang perempuan terlihat mengepalkan nasi menjadi bulatan sebesar bola ping-pong. Sembari menunggu kepalan nasi usai, rekaman video berpindah, menyorot nama rumah makan yang tertera di kotak nasi. Si Perempuan lalu melempar bola nasi, dan memantul. Mereka pun ribut, menduga nasi itu terbuat dari beras plastik.

“Kalau nasi biasa itu lengket, ternyata ini adalah nasi karet, nasi plastik. Teman-teman hati-hati ya,” begitu kalimat peringatan dari si perekam.

Rumor mengenai beras plastik juga pernah mengemuka pada 2015. Saat itu, seorang warga Bekasi menduga beras yang dibelinya adalah beras plastik. Menurutnya, ketika dimasak, bulir beras tidak menyatu dengan air. Isu tersebut makin kencang berhembus lantaran salah satu laboratorium terbesar di Indonesia, Lagi-lagi Heboh Beras Plastik

Senyawa-senyawa itu juga dikenal sebagai senyawa Video Dugaan Beras Plastik Potensi Ganggu UMKM

Tak Ada Beras Plastik

Meski isu tentang beras plastik selalu muncul dan tenggelam, masyarakat tak perlu resah, Sebab temuan BPOM berseberangan dengan hasil lab PT. Sucofindo. BPOM tak menemukan adanya kontaminasi plastik dalam beras yang diuji coba. PT. Sucofindo pun tak pernah mengklarifikasi temuan mereka.

Padahal, Salah Kaprah Soal Kualitas dan Beras Oplosan

Beras dengan amilosa rendah menghasilkan nasi yang tidak kering. Teksturnya pulen, tidak keras setelah dingin, rasanya enak, dan nasinya mengkilat. Semakin mengkilat nasi, semakin enak pula rasa nasi tersebut.

Beras jenis indica yang berasal dari daerah tropis seperti Indonesia, India, dan Filipina memiliki kandungan amilosa cenderung berada di tingkat sedang sampai tinggi. Bentuk fisiknya berbulir panjang dan tidak lengket saat dimasak. Beras japonica, yang banyak tumbuh di Jepang, memiliki kadar amilosa rendah. Beras ini bertekstur agak lengket dengan bentuk bulir pendek dan bulat.

“Jadi yang ada beras beramilosa rendah, bukan beras plastik. Harga jual biji plastik juga lebih mahal dari beras,” terang Andreas.

Dari isu dugaan beras plastik di tahun 2015 dan yang baru-baru ini beredar, kita patut belajar untuk mawas sebelum mengunggah dan membagikan konten yang kita simak di media sosial. Alih-alih memberi pencerahan, bisa-bisa kita malah memperkeruh suasana dan mengada-adakan kenyataan.


Sumber : Tirto.id

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*