Asal-usul, Keutamaan, dan Misteri Ilmiah Batu Hajar Aswad

Asal-usul, Keutamaan, dan Misteri Ilmiah Batu Hajar Aswad

0


Batu Hajar Aswad merupakan salah satu objek penting yang terletak di salah satu sudut Ka’bah. Batu ini merupakan batu hitam berlubang yang dipasang di atas ketinggian 1,1 meter dari permukaan tanah. Bukan sekadar batu, batu Hajar Aswad memiliki sejarah yang panjang, keutamaan, serta rahasia di baliknya.

Batu Hajar Aswad awalnya berdiameter sekitar 30 cm. Tetapi, beberapa faktor telah menyebabkan batu suci ini pecah berkeping-keping. Kini, kepingan batu hitam ini terpasang rapi dalam sebuah bingkai yang umumnya disentuh atau dicium oleh umat Islam dari seluruh dunia ketika mengunjungi tanah suci. Lantas, bagaimana keutamaan, asal-usul, serta rahasia di balik batu Hajar Aswad ini?

Asal-usul Batu Hajar Aswad

Kisah mengenai batu Hajar Aswad ini bermula dari sebuah batu yang dibawa dari Surga. Batu ini secara khusus dipersembahkan untuk Nabi Ibrahim AS untuk ditempatkan di salah satu sudut Ka'bah. Namun, sebagian riwayat menyebutkan, batu ini adalah batu dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam AS ketika turun ke Bumi.

"Batu hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam," (HR Tirmidzi).

Seperti diketahui, Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk membangun Ka’bah sebagai tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia. Di masa pembangunan Ka’bah yang hampir selesai, ada satu ruang kosong di bagian tembok yang belum ditutupi. Nabi Ibrahim AS pun memerintahkan anaknya, Nabi Ismail AS, untuk mencari batu demi menutupinya.

Ketika Ismail pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik, malaikat Jibril datang pada Ismail dan memberinya sebuah batu yang paling bagus. Ismail dengan senang hati menerima batu itu dan segera membawanya untuk diberikan kepada ayahnya. Ibrahim gembira dan mencium batu itu beberapa kali, diikuti oleh Ismail.

Selanjutnya, batu ini sudah berulang kali tercatat mulai dari kerusakan secara alami maupun disengaja, salah satunya akibat banjir maupun akibat dirusak setelah beberapa kali upaya perusakan, pencurian, dicungkil paksa, dan lain sebagainya. Upaya yang disengaja itu berulang kali pula gagal dan batu itu tetap berada di tempatnya hingga detik ini, Sahabat.

Akan tetapi, pecahan batu itu kembali direkatkan oleh Raja Abdul Aziz bin Abdur Rahman Al-Faisal As-Saud pada 28 Rabiul Akhir 1351 H dan memberinya lingkaran perak di sekelilingnya.

Keutamaan Batu Hajar Aswad

Batu Hajar Aswad memiliki keistimewaan tersendiri dan dianjurkan bagi umat Islam untuk menyentuh, mengusap, dan mencium batu ini. Siapa saja yang melakukan itu di sudut timur Ka’bah akan mendapatkan manfaat berupa pahala. Beberapa keutamaan batu Hajar Aswad ini antara lain: 

  • Batu hitam yang berasal dari Surga ini memiliki cahaya yang dapat memancar.
  • Batu Hajar Aswad merupakan batu intan dari Surga yang awalnya berwarna putih. Batu ini menghitam lantaran dosa-dosa manusia di dunia.
  • Batu hitam ini menduduki tempat paling mulia di muka Bumi dan menjadi tempat permulaan ibadah tawaf saat pelaksanaan ibadah haji maupun umroh.
  • Barang siapa mengusap dan mencium batu Hajar Aswad ini, seolah-olah sedang berjabat tangan dengan Allah SWT dan dianggap layaknya berbaiat kepada Allah SWT dan Rosulullah SAW.
  • Batuan ini dapat memberikan syafaat yang dapat diterima oleh Allah SWT.
  • Batu ini kelak menjadi saksi di hari kiamat, terutama bagi orang-orang yang pernah menyentuh, mengusap, dan menciumnya dengan sungguh-sungguh.

Sahabat perlu mengetahui pula bahwa untuk menyentuh dan mencium Hajar Aswad saat melakukan thawaf tentu tidak mudah. Sahabat bisa saja dapat mencium atau menyentuhnya, tetapi ada juga beberapa orang yang tidak bisa melakukannya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah merapat ke dinding Ka’bah lalu maju perlahan-lahan menuju tempat batu hitam itu. Jika berhasil mendekatinya, Sahabat dianjurkan terlebih dahulu untuk memperhatikan wujud atau bentuknya, kemudian Sahabat bisa langsung mengusap dan mencium batu tersebut.

Misteri Ilmiah Batu Hajar Aswad

Batu Hajar Aswad terpecah menjadi beberapa bagian akibat kerusakan yang ada selama abad pertengahan silam. Potongan-potongan batu hitam itu kemudian disatukan oleh bingkai perak yang diikat pada sebuah batu. Batu ini pun disebut-sebut berasal dari meteorit.

Perdebatan panjang mengenai batuan ini adalah pernyataan dari para ilmuwan, ada yang menyebutnya sebagai batu basalt, batu agate, kaca alami, hingga yang paling populer disebut sebagai batuan meteor. Paul Partsch, seorang kurator batu mineral pada era kekasiaran Austria-Hungaria, bahkan pernah menerbitkan catatan sejarah Hajar Aswad pada tahun 1857. Dalam catatannya, ia menduga bahwa Hajar Aswad berasal dari batu meteor yang jatuh ke Bumi. Namun, seiring hasil penelitian, dugaan ini terbantahkan.

Di balik itu, fakta-fakta mengenai batu hajar Aswad ini mengungkapkan bahwa batuan ini tidak berasal dari Bumi. Sejumlah ilmuwah menyebutkan batuan inilah yang paling tua di dunia meskipun tidak diketahui secara persis berapa usianya. Secara umum, ilmuwan dapat mengetahui usia bebatuan lewat teknik karbonisasi dan timbal untuk fosil, usia lapisan tanah, dan hal-hal terkait. Tetapi nyatanya, tidak ada parameter apa pun yang dapat menjelaskan usia batu tersebut.

Fakta lain menyebutkan bahwa tidak ada yang pernah menemukan batuan sejenis batu Hajar Aswad ini hingga disimpulkanlah bahwa batuan ini bukan berasal dari Bumi, tetapi bukan pula pecahan meteor. Pasalnya, tingkat kerapatannya sangat berbeda dengan batu yang ada di Bumi maupun di alam semesta atau kosmos.

Di balik itu, kendati fakta-fakta ilmiah maupun penelitiannya terungkap satu per satu, batu Hajar Aswad ini masih menjadi misteri dan belum bisa dijelaskan dengan tepat oleh siapapun. Namun, Sahabat tentu saja bisa menjumpai batu Hajar Aswad secara langsung dan mengikuti anjuran untuk mencium atau menyentuhnya di tanah suci.

Sahabat, itulah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai batu Hajar Aswad; baik mengenai asal-usul, keutamaannya, hingga misteri maupun fakta-fakta mengenai batu Hajar Aswad ini. []


Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*